Apakah hakikat cinta itu? Banyak mengingat pada yang di cintai, membicarakan dan menyebut namanya. Jadi jika seseorang mencintai sesuatu, maka sudah tentu dia kan senantiasa mengingatnya dalam hati atau menyebutnya dengan lisan. Hakikat cinta dalam Islam, ialah cinta dan mencintai karena Allah, oleh karena itu, Allah s.w.t. memerintahkan hamba-Nya agar mengingati-Nya dalam keadaan apapun.
Mitos cinta sejati manusia digembar gemborkan sehingga timbul hari cinta dimana pada hari tersebut semua berhak mengekspresikan rasa cintanya kepada siapapun dengan cara setiap orang itu sendiri. Dan tidak sedikit orang yang kemudian tergantung, dan selalu mengikuti ritual ini, hingga tidak dapat berpikir, mengapa hanya pada hari-hari itu saja cinta harus di ekspresikan. Sayang memang, karena kita tenggelam dalam budaya seperti ini.
Seorang peneliti dari Researches of National Autonomous University of mExico mengungkapkan hasil risetnya yang sangat mengejutkan. Menurutnya : “ Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya factor bosan semata, tetapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa tersebut juga telah habis. Rasa tergila-gila pada seseorang tidak akan bertahan sampai lebih dari 4 tahun, jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, bukan cinta yang murni lagi. Rasa tergila-gila pada awal jatuh cinta, disebabkan oleh aktiv nya beberapa hormon otak. Tetapi lama kelamaan hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang”.
Lalu bagaimana sebaiknya kita menempatkan cinta dan menumbuhkan cinta? Semailah rasa cinta karena iman, amal shaleh, dan akhlak yang mulia. Cintailah seseorang karena 3 hal ini, agar cinta dapat terjalin abadi walaupun telah renta karena usia atau bahkan maut telah memisahkan. Dan sungguh cinta ini akan abadi, tidak akan goyah terterpa angina tau sinar matahari, dan tidak akan pula luntur karena guyuran hujan. Yahya bin Mu’az berkata : “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang walaupun dia berlaku kasar kepadamu.” Cinta kepadanya bukan dikarenakan materi, pangkat kedudukan, atau pun wajah yang rupawan. Melainkan semata-mata karena kecintaan kita kepada Allah.
Berusahalah mencintai dan menyayangi semuanya karena Allah semata.
Manager Kurikulum Yayasan Insan Permata
Manager Kurikulum Yayasan Insan Permata
No comments:
Post a Comment